Wednesday, February 8, 2012




KNKER SERVIKS DAPAT DICEGAH

Oke, sebelum baca halaman ini, sebenarnnya yakin ga sih kamu tidak beresiko terhadap kanker serviks?? Pasti ada tanda "tanda Tanya" besar dalam isi kepalamu. Okelah, tidak akan banyak basi-basi, dalam tulisan kali ini akan berbagi pengetahuan tentang MITOS dan FAKTA tentang KANKER SERVIKS. Bukan apa – apa sih, hanya saja kita (sebagai wanita) harus perlu tahu tentang penyakit kanker serviks ini agar kita bisa melakukan preventif sedini mungkin dan medeteksi sedini mungkin. Oke, let's check it out,.

MITOS 1 : kanker serviks (leher rahim) sama dengan kanker rahim.

Faktanya: serviks adalah bagian paling bawah dari badan rahim. Kanker serviks adalah tumbuhnya sel – sel abnormal pada serviks (leher rahim)



MITOS 2: tidak perlu khawatir tentang kanker serviks, kejadiannya tidak banyak kok.

Faktanya: di Indonesia, 37 perempuan terdiagnosis kanker serviks setiap harinya. Diperkirakan 20 orang perempuan Indonsia meninggal karena kanker serviks setiap hari. (Globocan, 2008. IARC 2004.)

MITOS 4: Kanker serviks itu penyakit keturunan.

Faktanya: Kanker serviks disebabkan oleh virus human papiloma (HPV) yang bersifat onkogenik (penyebab kanker). HPV tipe 16 dan 18 bersama-sama menyebabkan 71% kasus kanker serviks. Tipe HPV onkogenik lainnya penyebab kanker serviks adalah 31, 33 dan 45 yang bersama-sama dengan tipe 16 dan 18 menyebabkan 80% kasus kanker serviks.




 

MITOS 5: tidak perlu mengkhawatirkan kanker serviks jika sudah memiliki hubungan yang stabil dengan pasangan.

Faktanya: setiap perempuan dapat terinfeksi HPV semasa hidupnya. Bahkan jika terinfeksi, tidak berarti bahwa dia akan terlindungi dari infeksi berikutnya. Infeksi persisten virus penyebab kanker serviks dapat mengakibatkan terjadinya sel abnormal dan pra-kanker yang seiring dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi kanker.

MITOS 6: kanker serviks hanya terjadi pada perempuan lanjut usia

Faktanya: kanker serviks dapat menjadi ancaman bagi semua perempuan tanpa memandang usia. Adenokarsinoma (kanker serviks yang paling agresif) merupakan kanker serviks yang lebih sering terjadi pada pempuan muda dan lebih sulit terdeteksi melalui skrining/deteksi dini.

MITOS 7: pemakaian kondom mencegah terjadinya kanker serviks

Faktanya: kondom tidak sepenuhnya melindungi perempuan dari infeksi HPV karena penyebaran virus tidak melalui penetrasi seksual tetapi bisa melalui kontak kulit di area genital. Perempuan yang aktif seksual rentan terhadap infeksi HPV sepanjang hidupnya.

MITOS 8: gejala kanker mudah dilihat.

Faktanya: kebanyakan infeksi awal HPV da kanker srviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun, sehingga penderita masih dapat menjalani aktivitas sehari-hari. Apabila kanker serviks sudah mengalami progresifita atau stadium lamjut (mengalami metastase) maka gejala-gejala yang timbul antara lain : pendarahan sesudah intercoitus, perdarahan spontan yang terjadi diantara siklus menstruasi rutin, nyeri panggul, nyeri ketika berhubungan seksual.




 

MITOS 9: kanker serviks tidak dapat dicegah.

Faktanya: vaksinasi HPV merupakan pencegahan primer terhadap kanker serviks dengan membantu pembentukan antibody. Papsmear merupakan pencegahan sekunder yang berfungsi mendeteksi sel abnormal atau lesi/luka pra-kanker.

MITOS 10: tidak ada alasan untuk memvaksinasi remaja putri.

Faktanya: penelitian menunjukkan bahwa rentang waktu sejak pertama kali berhubungan seksual sampai usia 25-30 tahun merupakan periode insidensi dan prevalensi infeksi virus penyebab kanker serviks tertinggi pada perempuan. Maka dari itu, sangat penting memvaksinasi perempuan muda sedini mungkin untuk mengurangi risiko mereka sebalum terinfeksi virus penyebab kanker serviks.

MITOS 11: perempuan muda menikah tidak perlu diberikan vaksinasi, cukup skrining saja.

Faktanya: skrining daja tidak dapat membantu mencegah terjadinya infeksi HPV. Skrining yang diikuti vaksinasi dapat membantu mengurangi kejadian

kanker serviks secara efektif dibandingkan dengan tanpa tindakan sama sekali. Vaksinasi dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu bulan ke 0, 1 atau 2 dan 6.

MITOS 12: vaksiansi HPV memiliki efek samping yang berbahaya.

Faktanya: vaksin HPV umumnya dapat ditoleransi oleh tubuh dengan baik. Reaksi paling umum terlihat setelah vaksinasi yang berhubungan dengan lokasi penyuntikan seperti nyeri, redness, dan bengkak. Efek samping umum lainya termasuk nyeri otot dan sakit kepala namun efek tersebut bersifat ringan dan sementara.


 

Nah, ketika check up ke dokter kita hendaknya juga bertanya :

  1. apakah saya ini berisiko?
  2. apakah saya dapat mencegah kanker serviks?
  3. bagaimana saya dapat melakukan deteksi dini kanker serviks sehingga saya dapat melakukan pencegaha?
  4. apakah sebaiknya saya melakukan vaksinasi kanker serviks?
  5. bagaimana saya menolong perempuan lain dari kanker serviks??

Help and out from cervical cancer. Yakinkan diri kita untuk melakukan pencegahan sedini mungkin agar kita tidak terkena kanker serviks. Dan, budayakan untuk membiasakan pola hidup sehat, baik dengan menjaga pola makan, menjaga lingkungan dan membawa diri. So, mari kita hidup sehat. JJJ

Reference:

  1. National Cancer Institute. What you need to know about cervical cancer booklet. September, 2008, page 7.
  2. Globocan 2008
  3. IARC, 2004
  4. Journal of infectious disease. 2005.